Okeee sudah lama nih admin gak posting-posting lagi, maklum saja lagi sibuk-sibuknya di sekolah, dan kali ini admin px akan memposting cerita-cerita dari temen-temen admin yang lucu-lucu yang unyu-unyu hehehe :D ...
Langsung saja ke cerita yang kali ini, judulnya yaitu Apa Adanya....
Apa Adanya
Tak perlu dia yang
sempurna untuk bersamaku, karena yang
kubutuhkan adalah dia yang tahu kekuranganku tapi tetap ingin bersamaku.
Aku mungkin hanya seorang penjual bunga yang ada dipinggiran
jalan, setiap hari aku menjual bunga-bunga cantik itu dari pagi hingga sore
hari. Dengan hati yang gembira aku menjalani profesiku ini. Aku hanya wanita
sederhana, yang sedang menunggu seorang pangeran yang suatu saat akan
mempersuntingku. Yaa maklum umurku sudah beranjak 25 tahun, sudah saatnya aku
memiliki pasangan hidup untuk masa depanku nanti.
Suatu saat ada seorang lelaki yang datang kepadaku untuk
membeli setangkai bunga mawar, yaa aku selalu berpikir jika seorang lelaki yang
membeli bunga padaku pasti orang-orang yang sudah memiliki pasangan. Kadang aku
larut dalam lamunanku akankah ada seorang lelaki yang akan memberikanku
setangkai mawar itu ? ahhh itu hanya harapan-harapan kecil yang selalu
kuimpikan setiap harinya.
“maaf mba tolong carikan setangkai bunga mawar merah yang
paling cantik dong”
Tak terasa aku terpesona saat aku melihat seorang lelaki
yang ada dihadapanku itu.
“maaf mba tolong carikan setangkai bunga mawar merah yang
paling cantik dong” lagi lagi dia mengulangi perkataannya itu. Tapi aku baru
tersadar.
“oh ya mas maaf maaf saya malah melamun, baik mas sebentar
ya saya cari dulu”
“oh iya mba gapapa, iya iya silahkan mba”
Saat aku akan mengambilkan bunga itu aku berpikir siapa dia
? dia sangat tampan, apakah ini namanya cinta pada pandangan pertama ?
lagi-lagi aku berkhayal sesuatu yang tak mungkin akan terjadi. Akhirnya aku pun
memberikan bunga tersebut kepada lelaki tampan itu. Sedikit deg-degan juga sih.
Lalu dia pun pergi dengan mengucapkan terima kasih, saat dia akan pergi tak
sengaja sapu tangan miliknya jatuh, mungkin jatuh saat dia akan mengambil
dompet untuk membayar bunga yang dibelinya. Aku berusaha mengambil dan
mengembalikannya. Tapi sepertinya aku telat, dia sudah pergi jauh dan aku tak
bisa mengejarnya. Yaa aku sangat berharap jika dia akan balik lagi ketempatku.
Setiap hari aku memandangi sapu tangan miliknya itu yang
berwarna biru dongker, dan ternyata diujungnya itu tertulis nama Wisnu. Dan
akupun tau akhirnya siapa nama dia. Entah kenapa setiap hari aku memikirkannya
bahkan merindukannya berharap suatu saat nanti dia akan kembali ketempatku
untuk membeli bunga.
Beberapa minggu kemudian akhirnya dia kembali, dia kembali
untuk membeli setangkai bunga mawar merah. Entah apa yang menjadi alasan dia
untuk membeli hanya setangkai mawar merah saja ? dan saat itu juga aku teringat
dengan sapu tangan dia yang jatuh waktu lalu.
“maaf mas saya mau mengembalikan sapu tangan ini, ini punya
mas kan?”
“oh, iya ini punya saya. Sudah lama saya mencari ini.
bagaimana mba bisa menemukan sapu tangan ini ?”
“ohh, waktu itu saya menemukannya didepan toko saya ini,
mungkin tidak sengaja jatuh dari saku mas saat akan mengambil dompet”
“iya iya, syukurlah ini bisa ditemukan kembali. Sapu tangan
ini sangat berharga sekali untuk saya, makasih ya mba”
“iya mas sama-sama, kebetulan juga saya masih ingat”
“oh ya, kalau boleh tau siapa nama mba ?”
“nama saya Gilda mas, mas sendiri Mas Wisnu kan ?”
“loh dari mana mba bisa tau nama saya?”
“itu tertera disapu tangannya, tidak sengaja saya
membacanya, maaf mas”
“ohhh iya iya gapapa lah mba, oh ya kalau gitu terima kasih
ya mba, saya pamit dulu”
Dan akhirnya harapan yang aku tunggu-tunggu terwujud juga,
aku bisa bertemu dengan lelaki itu dan yang lebih hebatnya lagi kita bisa
berkenalan dan tau nama kita satu sama lain, sungguh kebahagiaan yang sangat
luar biasa buatku.
Tak terasa waktu telah larut malam, tidak seperti biasanya
aku pulang jam segini. Kebetulan toko juga sedang ramai-ramainya. terpaksa aku
pun harus jalan untuk bisa sampai rumah, memang semalam ini tidak akan ada
kendaraan yang bisa aku tumpangi. Aku pun berjalan sendirian yaa tak apalah
sekalian juga menghirup udara segar sambil menikmati pemandangan kota dimalam
hari.
(brukkkkk !!) aku terjatuh, tersandung batu yang ada
dihadapanku
“tidak apa-apa mba? Apa ada yang terluka?”
“ohhh tidak-tidak terima kasih sudah menolong”
“iya mba, sini biar saya bantu untuk berdiri”
“Mas wisnu? (heran)”
“eh mba Gilda ya ?”
“iya mas, aduh makasih ya mas udah nolong”
“iya mba sama-sama, lagian kenapa malam-malam begini jalan
sendirian?”
“oh saya mau pulang mas, terpaksa jalan kaki, soalnya sudah
gak ada kendaraan lagi buat kerumah jam segini”
“oh yaudah biar saya antar saja mba, gak baik perempuan
berjalan sendiri malam-malam gini”
“oh tidak mas tidak, merepotkan”
“udah mba gak usah sungkan-sungkan, ayo kebetulan mobil saya
ada disebelah sana”
Akhirnya aku mau tidak mau ikut dengan Wisnu, sedikit
sungkan sih, tapi ya mau bagaimana lagi. Saat itu juga aku merasa sangat
bahagia. Ini bagaikan sebuah mimpi. Saat dimobil ternyata Wisnu mengajak aku
untuk mengobrol.
“saya akan berlangganan bunga ya sama kamu”
“oh dengan senang hati mas, silahkan saja datang”
“iya tolong ya siapkan setiap minggunya setangkai mawar
merah yang paling cantik”
“baik mas, oh ya kalo boleh tau kenapa mas sering sekali
membeli setangkai mawar merah ? untuk pacarnya ya ?”
“ah tidak juga, itu untuk orang yang paling saya cintai dan
saya sayangi seumur hidup saya”
“maksud mas?”
“yaaa itu untuk ibu saya”
“ohhh untuk ibunya toh, yaudah mas sekali-kali ibunya ajakin
aja ke toko bunga saya”
“ibu saya tidak bisa kemana-mana, ibu saya sudah tenang
disisi-Nya”
“oh ya ampun, maaf mas saya tidak bermaksud”
“iya, selama hidupnya ibu memang sangat suka dengan bunga
mawar merah dan sapu tangan yang kamu temukan itu adalah sapu tangan pemberian
ibuku yang terakhir kalinya, maka nya aku sangat sedih saat sapu tangan itu
hilang”
“Mm..begitu ya mas”
“yasudah lah gak usah dibahas lagi ya, jadi sedih nih
nantinya. Oh ya gak usah panggil mas lah, panggil saja Wisnu”
“oh iya mas, eh wisnu. kamu juga gak usah paling mba lah
panggil aja Gilda”
“oke deh Gilda”
Tak terasa aku sudah sampai dirumah, aku pun berterima kasih
kepada Wisnu karena telah menolong dan mengantarkanku sampai rumah. Sungguh
malam yang sangat membahagiakan untukku. Orang yang hanya aku impikan akhirnya
bisa sedekat ini denganku.
Minggu demi minggu pun Wisnu sering datang ke toko bungaku,
tak kusangka kami pun semakin dekat. Entah rasa apa yang kurasakan saat ku
bersamanya. Dan entah apakah dia punya rasa yang juga denganku ? ahhh aku
mungkin terlalu mengharap lebih kepadanya. Sekedar dekat dan berteman saja aku
sudah merasa bersyukur dan bahagia.
Bulan ke bulan ternyata kita malah semakin dekat, kita
sering jalan bersama, pergi nonton dan makan bersama. Sepertinya hari-hariku
selalu dihiasi dengan senyum dan tawa bersama wisnu. Suatu hari kita pergi
makan malam disebuah kafe dekat toko bungaku. Dan tak kusangka...
“Gilda, gak kerasa ya kita sering habiskan waktu kita
berdua. Ternyata aku semakin nyaman jika ada didekat kamu, aku bagaikan punya
teman hidup lagi setelah ibuku pergi”
“ah wisnu bisa aja, tapi iya sih gak nyangka juga ya”
“Gilda, aku sayang sama kamu”
Aku pun tersedak saat aku minum, kaget sekali saat Wisnu
bilang seperti itu kepadaku. Itu bagaikan sebuah mimpi. Tapi itu nyataa.
“Apa? Kamu serius? Jangan becanda ah”
“aduhhh kamu aku serius, memangnya aku terlihat becanda”
“ya ngga sih”
“kamu mau jadi pendamping hidupku?”
“hah ? kamu yakin? Aku ini hanya seorang penjual bunga
pinggiran. Aku tidak punya apa-apa untuk bisa membuatmu bahagia, aku tidak ada
apa-apanya wis, lagi pula status sosial kita sangat beda kamu adalah seorang
pengusaha sukses, sedangkan aku ? apa?”
“tapi kamu punya cinta, cinta yang membahagiakan aku”
“tapiiii...”
“aku tau kamu juga menyayangiku”
“Mmm.. aku, akuuu iya aku juga sayang sama kamu”
“jadi ?”
“iya aku mau jadi pendamping hidup kamu”
Wisnu pun memberikan sebuah cincin dan disematkan dijari
manisku, dan mencium keningku.
Dan pada akhirnya yang semula hanya sebuah angan-angan
sekarang bisa menjadi nyata untukku. Aku memiliki pendamping hidup yang sangat
mencintai dan menyayangiku dengan apa adanya...
Created by : Destri Islamiyati Putri (2014)
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong berikan komentarnya kritik ataupun saran...