Lanjut Nihhh...
Mengapa Hanya Aku yang Kau Pamiti
Di pagi yang cerah, aku memulai hari bersama ke dua teman ku
yang bernama Pik dan Tan. Oh iya nama ku Nat. Aku memiliki hari yang sangat
indah bersama teman-teman ku, tetapi hari-hari ku juga diisi oleh orang yang
bisa dikatakan lebih dari teman tetapi bukan kekasih. Dia bernama Rey, lelaki
yang khas dengan earphone putih di telinga nya, itu lah yang membuat aku suka
dari dia, dia juga kakak kelas ku. Setiap hari aku di gosipkan dengan dia oleh
teman-teman baikku. Entah kenapa aku digosipkan, akupun tak tau. Padahal aku
hanya mengenal dan sering bertanya pelajaran kepada dia, mungkin itu lah yang
membuat teman teman ku menganggap aku suka padanya.
"Nat! itu kak Rey" teriak Sul dari samping ku,
"ih apa sih kamu Tan.”
Itu lah yang biasa dilakukan teman-teman ku, akupun sampai
bosan mendengar celoteh mereka.
Pada malem harinya Kak Rey, menanyakan tugas-tugas yang
biasanya aku tanyakan setiap malam nya di e-mail, aku pun sudah menganggap Kak
Rey sebagai kakak ku sendiri.
Esok harinya, aku pun bermain bersama teman-teman ku di
rumah ku setelah pulang sekolah.
“Ayo masuk aja ke kamar ku ya, aku mau ambil minuman sama
makanan dulu sekalian mau mandi dulu yah” jelas ku kepada teman-teman ku.
“iya bawel, minjem laptop nya yah” tanya Pik,
“ambil aja di tas, modemnya juga di tas” teriaku dari kamar
mandi,
Aku langsung pergi membersihkan diriku. Setibanya aku di
kamar ku, mereka seperti kaget dan gugup.
“Kenapa muka nya pada kaget gitu? Pulsa modem nya abis?”
tanyaku heran,
“Eng engga kok, hmm i ini ke apus semua e-mailnya” jelas
Pik,
“Hah? Ohh.. Yaudah gapapa” muka ku aga sedikit sedih, karena
e-mail dari Kak Rey hilang semua. Meskipun semua e-mail nya tidak begitu
penting.
“Hmm Nat, aku pulang dulu ya. Aku agak pusing” tiba-tiba Pik
ingin pulang dan mereka semua nya pulang.
Aku pun belum sempat memberikan
minuman kepada teman-teman ku.
Malam harinya Kak Rey tidak biasanya, dia tidak menanyakan
tugas ku. Sehingga aku yang harus memulai percakapan.
“Kak Rey, ada waktu? Aku mau tanya tugas”
Beberapa menit pun berlalu, Kak Rey tidak menjawab e-mail.
Mungkin Kak Rey sudah tidur ataupun dia kecapean.
Keesokan harinya, teman teman baikku berlaga aneh di kelas.
Aku merasakan semuanya menjauhi aku, mungkin itu hanya perasaan ku.
“Pik, kamu masih sakit?” tanyaku kepada Pik,
Pik dan Tan pun tak menjawab pertanyaan ku, mereka pun
langsung pergi meninggalkan aku sendiri.
Waktu nya pulang sekolah, mereka semua meninggal kan aku.
Aku pun sengaja mengejar mereka.
“Pik! Tan! Kalian kok ninggalin aku?” tanya ku, tapi mereka
malah pergi dan naik Taxi. Akupun mengikuti dengan motor kesayangan ku. Aku
melihat Pik dan Tan pergi ke Rumah Sakit. Ternyata Pik hari itu akan di rawat
karena dia kekurangan cairan tubuh.
Akupun langsung pulang ke rumah untuk mengganti pakaian ku
dan membawa sedikit makanan untuk Pik. Dan setibanya di Rumah sakit aku pun
langsung memasuki kamar Pik, karena aku sudah tau kamarnya.
“Pik.. Tan.. Ini ada sedikit makanan. Kenapa sih kalian
engga ngasih tau aku kalo Pik sakit sampai harus dirawat?”
“Makasih Nat. Aku gapapa kok”
“Gapapa gimana? Ini kamu dirawat?”
“Pik cuman kekurangan cairan kok Nat. Sama kepikiran
seseorang”
“Hah? Kepikiran siapa? Cieee Pik suka sama siapa? Kok aku ga
tau”
“Hahaha engga Tan bohong”
“Ohh yasudah, aku harus cepat pulang karna aku ada les sore hehe,
cepat sembuh ya Pik”
Hari demi hari aku merasa Pik dan Tan seperti menjauhi aku,
seperti ada yang ditutup tutupi dari ku.
Tiba tiba Tan mengajak aku ke perpustakaan dan dia pun
berkata serius
“Nat.. aku mau jujur sama kamu” Tan mulai mengobrol serius,
“Ya.. silahkan, biasanya juga langsung ngomong” jawabku
heran,
“Sebenarnya Pik suka sama Kak Rey, dia sakit itu gara-gara
mikirin e-mail dari Rey ke kamu” jelas Tan,
“Hah? Kenapa ga bilang dari dulu kalo Pik suka sama Kak Rey?
E-mail yang mana?”
“Waktu itu Kak Rey ngirim e-mail ke kamu pas kamu lagi ke
kamar mandi dan Pik yang baca trus dia hapus semua e-mail yang ada di laptop
kamu”
Aku pun langsung berlari dan meninggalkan perpustakaan, aku
kecewe mendengar perkataan Tan. Aku kecewa bukan karena Pik suka terhadap Kak
Rey, tapi aku kecewa karena mereka berdua ternyata menjauhi ku untuk menutup
nutupi itu semua. Yang aku mau ke jujuran dari mereka.
Dikelas pun Tan bicara padaku
“Nat.. kamu jangan marah dong”bujuk Tan,
“Aku kecewa sama kalian, kenapa kamu harus nutup nutupin itu
semua dari aku? Sampe kalian menjauhi aku”
“Sudah Nat, aku minta maaf dan ingat jangan bilang ke Pik
kalo kamu tau masalah ini”
Sudah aku merasa kecewa, Tan malah bercerita terus, sampai
aku tahu bahwa Pik dan Kak Rey ternyata sudah berpacaran sejak 2 hari setelah
sakit.
Malam harinya aku pun mengucapkan selamat kepada Kak Rey
lewat e-mail
“Selamat ya Kak udah jadian sama Pik :) ”
Akupun mengirim e-mail itu dengan tulus, karena Pik itu
teman baik ku, aku juga ingin Pik bahagia.
Keesokan harinya aku melihat Pik menangis dengan ditemani
oleh Tan, mereka seperti orang yang benci kepada ku, entah kenapa. Setelah
sekian lama mereka bersedih akhirnya Pik memeluku dan menangis, dia pun berkata
“Nat.. Maafkan aku”
“Maksud kamu?”
“Aku sudah merebut kebahagiaan mu, cinta memang tidak bisa
dipaksakan. Aku baru diputusin Kak Rey”
Aku pun hanya bisa diam seribu bahasa, aku merasa bersalah,
apa karena aku yang memberi selamat kepada Kak Rey sampai mereka putus. Apa itu
semua karena ku?
Disaat Pik yang tetap menangis, tiba-tiba Kak Rey datang dan
memberi salam terakhir karena dia akan pergi melanjutkan sekolahnya di
Australia mengikuti orang tuanya yang akan pindah kerja.
“Nat.. Aku pergi ya” itulah perkataan Kak Rey sebelum dia
pergi ke Australia.
Mengapa hanya aku yang dia pamiti?
Created by : Reza Yusnira (2014)
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong berikan komentarnya kritik ataupun saran...