Kamis, April 17, 2014

Hanya Aku yang Kau Pamiti (Love Story)


Lanjut Nihhh... 

Mengapa Hanya Aku yang Kau Pamiti

Di pagi yang cerah, aku memulai hari bersama ke dua teman ku yang bernama Pik dan Tan. Oh iya nama ku Nat. Aku memiliki hari yang sangat indah bersama teman-teman ku, tetapi hari-hari ku juga diisi oleh orang yang bisa dikatakan lebih dari teman tetapi bukan kekasih. Dia bernama Rey, lelaki yang khas dengan earphone putih di telinga nya, itu lah yang membuat aku suka dari dia, dia juga kakak kelas ku. Setiap hari aku di gosipkan dengan dia oleh teman-teman baikku. Entah kenapa aku digosipkan, akupun tak tau. Padahal aku hanya mengenal dan sering bertanya pelajaran kepada dia, mungkin itu lah yang membuat teman teman ku menganggap aku suka padanya.

"Nat! itu kak Rey" teriak Sul dari samping ku,
"ih apa sih kamu Tan.”

Itu lah yang biasa dilakukan teman-teman ku, akupun sampai bosan mendengar celoteh mereka.
Pada malem harinya Kak Rey, menanyakan tugas-tugas yang biasanya aku tanyakan setiap malam nya di e-mail, aku pun sudah menganggap Kak Rey sebagai kakak ku sendiri.
Esok harinya, aku pun bermain bersama teman-teman ku di rumah ku setelah pulang sekolah.

“Ayo masuk aja ke kamar ku ya, aku mau ambil minuman sama makanan dulu sekalian mau mandi dulu yah” jelas ku kepada teman-teman ku.
“iya bawel, minjem laptop nya yah” tanya Pik,
“ambil aja di tas, modemnya juga di tas” teriaku dari kamar mandi,
Aku langsung pergi membersihkan diriku. Setibanya aku di kamar ku, mereka seperti kaget dan gugup.
“Kenapa muka nya pada kaget gitu? Pulsa modem nya abis?” tanyaku heran,
“Eng engga kok, hmm i ini ke apus semua e-mailnya” jelas Pik,
“Hah? Ohh.. Yaudah gapapa” muka ku aga sedikit sedih, karena e-mail dari Kak Rey hilang semua. Meskipun semua e-mail nya tidak begitu penting.
“Hmm Nat, aku pulang dulu ya. Aku agak pusing” tiba-tiba Pik ingin pulang dan mereka semua nya pulang. 

Aku pun belum sempat memberikan minuman kepada teman-teman ku.
Malam harinya Kak Rey tidak biasanya, dia tidak menanyakan tugas ku. Sehingga aku yang harus memulai percakapan.

“Kak Rey, ada waktu? Aku mau tanya tugas”

Beberapa menit pun berlalu, Kak Rey tidak menjawab e-mail. Mungkin Kak Rey sudah tidur ataupun dia kecapean.
 Keesokan harinya, teman teman baikku berlaga aneh di kelas. Aku merasakan semuanya menjauhi aku, mungkin itu hanya perasaan ku.

“Pik, kamu masih sakit?” tanyaku kepada Pik,
Pik dan Tan pun tak menjawab pertanyaan ku, mereka pun langsung pergi meninggalkan aku sendiri.
Waktu nya pulang sekolah, mereka semua meninggal kan aku. Aku pun sengaja mengejar mereka.

“Pik! Tan! Kalian kok ninggalin aku?” tanya ku, tapi mereka malah pergi dan naik Taxi. Akupun mengikuti dengan motor kesayangan ku. Aku melihat Pik dan Tan pergi ke Rumah Sakit. Ternyata Pik hari itu akan di rawat karena dia kekurangan cairan tubuh.

Akupun langsung pulang ke rumah untuk mengganti pakaian ku dan membawa sedikit makanan untuk Pik. Dan setibanya di Rumah sakit aku pun langsung memasuki kamar Pik, karena aku sudah tau kamarnya.

“Pik.. Tan.. Ini ada sedikit makanan. Kenapa sih kalian engga ngasih tau aku kalo Pik sakit sampai harus dirawat?”
“Makasih Nat. Aku gapapa kok”
“Gapapa gimana? Ini kamu dirawat?”
“Pik cuman kekurangan cairan kok Nat. Sama kepikiran seseorang”
“Hah? Kepikiran siapa? Cieee Pik suka sama siapa? Kok aku ga tau”
“Hahaha engga Tan bohong”
“Ohh yasudah, aku harus cepat pulang karna aku ada les sore hehe, cepat sembuh ya Pik”

Hari demi hari aku merasa Pik dan Tan seperti menjauhi aku, seperti ada yang ditutup tutupi dari ku.
Tiba tiba Tan mengajak aku ke perpustakaan dan dia pun berkata serius

“Nat.. aku mau jujur sama kamu” Tan mulai mengobrol serius,
“Ya.. silahkan, biasanya juga langsung ngomong” jawabku heran,
“Sebenarnya Pik suka sama Kak Rey, dia sakit itu gara-gara mikirin e-mail dari Rey ke kamu” jelas Tan,
“Hah? Kenapa ga bilang dari dulu kalo Pik suka sama Kak Rey? E-mail yang mana?”
“Waktu itu Kak Rey ngirim e-mail ke kamu pas kamu lagi ke kamar mandi dan Pik yang baca trus dia hapus semua e-mail yang ada di laptop kamu”

Aku pun langsung berlari dan meninggalkan perpustakaan, aku kecewe mendengar perkataan Tan. Aku kecewa bukan karena Pik suka terhadap Kak Rey, tapi aku kecewa karena mereka berdua ternyata menjauhi ku untuk menutup nutupi itu semua. Yang aku mau ke jujuran dari mereka.
Dikelas pun Tan bicara padaku

“Nat.. kamu jangan marah dong”bujuk Tan,
“Aku kecewa sama kalian, kenapa kamu harus nutup nutupin itu semua dari aku? Sampe kalian menjauhi aku”
“Sudah Nat, aku minta maaf dan ingat jangan bilang ke Pik kalo kamu tau masalah ini”
Sudah aku merasa kecewa, Tan malah bercerita terus, sampai aku tahu bahwa Pik dan Kak Rey ternyata sudah berpacaran sejak 2 hari setelah sakit.
 Malam harinya aku pun mengucapkan selamat kepada Kak Rey lewat e-mail

“Selamat ya Kak udah jadian sama Pik :) ”

Akupun mengirim e-mail itu dengan tulus, karena Pik itu teman baik ku, aku juga ingin Pik bahagia.
Keesokan harinya aku melihat Pik menangis dengan ditemani oleh Tan, mereka seperti orang yang benci kepada ku, entah kenapa. Setelah sekian lama mereka bersedih akhirnya Pik memeluku dan menangis, dia pun berkata

“Nat.. Maafkan aku”
“Maksud kamu?”
“Aku sudah merebut kebahagiaan mu, cinta memang tidak bisa dipaksakan. Aku baru diputusin Kak Rey”

Aku pun hanya bisa diam seribu bahasa, aku merasa bersalah, apa karena aku yang memberi selamat kepada Kak Rey sampai mereka putus. Apa itu semua karena ku?
Disaat Pik yang tetap menangis, tiba-tiba Kak Rey datang dan memberi salam terakhir karena dia akan pergi melanjutkan sekolahnya di Australia mengikuti orang tuanya yang akan pindah kerja.

“Nat.. Aku pergi ya” itulah perkataan Kak Rey sebelum dia pergi ke Australia.
Mengapa hanya aku yang dia pamiti?


Created by : Reza Yusnira (2014)

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong berikan komentarnya kritik ataupun saran...